IKAN
KEPE KEPE
Apakah teman-teman pernah dengar istilah muka desa
rejeki kota, itu yang berarti walaupun muka desa (pas2an) tapi dikota dia
terkenal dan sukses…
Nah ini tentang ikan, saya heran dengan nama ikan
yang agak aneh. Namanya itu ikan kepe kepe. Kenapa bisa namanya gitu, apa orang
yang pertama menemukan namanya kepe-kepe (??!!!), kan biasanya gitu, ikan
diberi nama sesuai dengan nama penemunya. Tapi its okey lah, gak usah bahas
yang tentang asal muasal namanya, saya cuman pengen sharing sedikit kepada
teman-teman tentang ikan kepe kepe ini. Ikan ini saya beri istilah nama aneh tapi
banyak pengemarnya (artis).
Ikan kepe kepe tergolong dalam suku Chaetodontidae.
Ikan-ikan dari suku ini mempunyai tubuh yang lebar tetapi pipih. Terbayang
seperti tapisan kali, hehe.. ukurannya tidak lebih dari telapak tangan kita.
Tubuhnya dihiasi dengan corak dan warna yang sangat indah dan menarik, oleh
karenanya ikan ini banyak dicari untuk dijadikan sebagai ikan hias… wuih
seperti artis nie, dikejar2…
Mereka biasanya ditemukan hidup di perairan terumbu karang, acapkali
berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil. Umumnya mulutnya lancip dan
rahangnya dilengkapi dengan gigi-gigi kecil dan tajam untuk mencari makanannya
di celah-celah karang batu.
Di perairan Indonesia
terdapat sekitar 45 jenis kepe-kepe. Salah satu yang amat popular adalah
kepe-kepe sumpit (Chelmon rostratus) wah… peranakan chines ni… ikan ini
mulutnya lancip dan sangat panjang kedepan. Tubuhnya dihiasi garis-garis lebar
vertikal berwarna jingga. Dipangkal sirip punggungnya yang berdiri halus
terdapat gambaran bundar berwarna gelap kebiruan.
Selain itu ada pula kepe-kepe tikar (Chaetodon collare) yang mempunyai
corak seperti anyaman tikar pada tubuhnya (wah… kalau kapan-kapan gak punya
tikar, boleh nih dipinjam, hehe). Ada juga kepe-kepe jenis lainnya, Caetodon
octofasciatus, yang mempunyai enam sampai delapan garis-garis vertical yang
gelap diatas latar belakang yang kekuning-kuningan (Untung bukan 7 warna, kalau
7 warna nanti namanya ikan mejikuhibiniu).
Nah itu sedikit sharingan buat teman2 semoga bermanfaat…
-Dhian Purnama-
23 Februari 2012
Referensi : Nontji, 1987. Laut
Nusantara. Djambatan. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar