SENIN, 27FEBRUARI2011
IKAN
CUCUT (HIU) DAN IKAN PARI
BERSAUDARA KAH??
ASSALAMUALAIKUM,,,
Kali ini saya ingin sharing tentang ikan
cucut dan ikan pari.
Ikan cucut (hiu)
dan ikan pari tergolong dalam ikan bertulang rawan (elasmobranchii). Disebut demikian karena sepanjang hidupnya,
kerangkanya tetap berdiri atas tulang rawan. Dilihat sepintas lalu dari bentuk
luarnya, ikan bertulang rawan ini mudah dibedakan dari ikan lainnya yang
bertulang keras (Teleostei). Cirri
yang sangat jelas ialah karena ikan bertulang rawan tidak mempunyai penutup
insang dan tidak mempunyai lambaran-lembaran sisik yang pipih. Di belakang mata
pada kedua sisi kepalanya terdapat celah insang masing-masing sebanyak 5 sampai
7 buah. Air pernapasan dikeluarkan lewat celah-celah insang ini. Kulitnya
tertutup oleh sisik plakoid yang
berupa duri-duri halus yang posisinya condong ke belakang. Karenanya jika
tubuhnya kita usap dengan tangan dari arah kepala ke belakang akan terasa agak
halus tetapi tidak demikian jika dari arah sebaliknya. Di samping itu ikan
cucut dan pari umumya pula mempunyai mulut yang letaknya tidak di ujung
terdepan bagian kepalanya tetapi di bagian bawah dan agak ke belakang.
Ikan cucut
mempunyai bentuk torpedo disertai ekor yang kuat. Tulang punggungnya melanjut
hingga ke ekor bagian atas. Karenanya, ikan cucut merupakan perenang-perenang
yang hebat. Ikan pari sebaliknya, umumnya bentuknya pipih, dengan ekor seperti
cambuk dan gerakan renang dengan mengibar-ngibarkan sirip dadanya yang lebar
dengan gerakkan bagaikan gelombang. Namun kadang-kadang ditemukan cucut yang
mirip pari atau pari yang mirip cucut. Untuk membedakannya dengan mudah dapat
dilihat pada posisi celah insangnya. Pada ikan cucut (selachii) celah insangnya membuka kea rah samping sedangkan pada
ikan pari (batoidei) celah insangnya
berada di bagian perut dan bukaannya mengarah ke bawah.
Ikan cucut
terdiri dari beratus-ratus jenis dengan berbagai ukuran. Bentuk umum sepeti
yang diwakili oleh cucut macan (Carcharias
menissorah) adalah sangat dikenal. Tentu saja berbagai variasi dapat
ditemukan. Misalnya saja cucut martil (cucut ronggeng, Sphyrna blochii) ujung kepalanya bercagak seperti martil dan
matanya terletak di kedua ujung cagaknya. Cucut ini sering tertangkap oleh
nelayan di Laut Jawa.
Warna ikan cucut
umunya kelabu gelap di bagian punggung dan lebih terang di bagian perutnya,
meskipun ada pula yang berwarna lain. Cucut tokek (cucut kembang, Stegosoma tigrinum) tubuhnya berwarna
coklat kuning dengan totol-totol gelap. Umumnya ikan cucut melahirkan anaknya (vivipar). Janin (embrio) nya berkembang dalam rahim induknya yang rangkap. Pada
cucut macan yang berukuran 3m, dalam tiap rahimnya dapat ditemukan belasan
hingga dupuluh janin.
Cucut mempunyai
gigi banyak, tajam dan runcing serta berbaris condong ke dalam hingga mangsa
yang di terkamnya sukar melepaskan diri. Cucut yang hidup di lapisan air bagian
atas memakan segala yang bisa dimakan. Daftar makanannya tidak terbatas, dari
ikan kecil hingga ikan besar, kepiting, cumi-cumi, penyu, duyung dan segala
sisa-sisa buangan makanan dari kapal. Cucut bahkan dapat memakan jenisnya
sendiri (kannibalisme). Herden Berg
seorang ahli perikanan yang lama bekerja di Indonesia, pernah menemukan ikan
cucut berukuran besar dengan isi perut terdiri dari sisa seekor buaya.
Banyak cerita
yang menyebutkan keganasan ikan ini yang berani menyerang manusia. Tentu hal
itu ada benarnya, tetapi tidak sedikit pula cerita ini terlalu dibesar-besarkan
orang. Serangan ikan cucut terhadap nelayan-nelayan Indonesia sangat jarang
bahkan hampir tidak dikenal.
Ada ikan cucut
yang tidak buas yaitu cucut geger lintang (Rhinedon
typus). Nama populernya dalam bahasa inggris adalah “whale shark” dan kadang-kadang diterjemahkan sebagai cucut paus
meskipun tak ada kaitannya dengan ikan paus yang mamalia itu.
Ikan pari dapat
dibadakan dalam dua golongan, yakni:
(1) Yang ekornya
betul-betul termasuk bagian tubuhnya dan
(2) Yang ekornya
hanya merupakan bagian tambahan saja atau berupa cambuk.
Termasuk dalam golongan pertama yaitu
cucut biola atau panrong dan cucut gergaji. Bentuknya merupakan peralihan
antara cucut dan pari. Badannya melebar kesamping seperti pada pari tapi
ekornya mirip ekor cucut. Oleh karena itu nama populernya sering disebut cucut
meskipun sebenarnya masih tergolonga dalam ikan pari. cucut pedang atau cucut
gergaji (Pristis) mempunyai cunggur yang memanjang ke depan dan di kiri
kanannya terdapat gigi-gigi hingga bentuknya seperti gergaji. Cucut gergaji
Pristis zijsron bisa mencapai panjang 5-6m dan sepertiga bagiannya merupakan
gergajinya itu. Meskipun tampaknya menyeramkan, namun ikan cucut gergaji ini
makanannya adlah hewan-hewan kecil yang hisup di dasar. Gergajinya acap kali digunakan untuk
pertarungan antara para jantan dalam memperebutkan betina. Bila ikan ini
terperangkap masuk dalam jarring akan menimbulkan kerepotan. Ketika anaknya
dilahirkan, gergajinya masih terbungkus oleh lapisan lendir hingga melindungi
induknya dari kemungkinan terluka. Selain hidup di pantai, cucut gergaji juga
terdapat sampai ke sungai.
Golongan
kedua dengan ekor berupa cambuk, mempunyai tubuh yang lebar pipih karena sirip
dadanya yang sangat melebar. Lazim disebut ikan pari. salah satu yang sangat
umum adalah ikan pari pasir (Trygon
sephen). Pada pangkal ekornya terdapat duri berbisa yang dapat
membahayakan. Ikan ini mencari makan di dasar laut dan sering membenamkan
separuh tubuhnya ke dalam pasir hingga kehadirannya sukar terlihat. Jika
terinjak duri bisanya akan masuk kaki dan menimbulakn rasa perih yang amat
sangat.
Janis lain yang menarik antara lain pari
burung (Aetobatis narinari) dan pari
juring (Dicerobatis eregoodoo). Pari
burung bentuk umunya saperti segi tiga, pelebaran sirip dadanya ke depan tidak
sampai ke ujung kepala. Ekornya panjang seperti pecut. Lebar tubuhnya bisa
sampai 2 m. pari burung yang berenang di permukaan air menggerakkan siripnya
seperti sedang terbang mengepakkan sayap.
Pari juring (Dicerobatis eregoodoo), sirip dadanya lebar dan ujungnya tirus,
ekornya pendek. Pada kepala di depan mata ada sepasang tonjolan berbentuk
seperti daun telinga, berguna sebagai alat peraba. Kedua pasang tonjolan ini
adalah ujung-ujung depan sirip dada. Pada juring berenangnya sangat cepat,
kadang-kadang badannya terangkat beberapa meter dari permukaan air dan jatuh
kembali dengan suara “gejebur” yang
sangat keras.
ALHAMDULILLAH…..
akhirnya selasai juga tulisan ini,
Semoga bermanfaat yah….
WASSALAM
1 komentar:
Posting Komentar